Sabtu, 19 April 2014

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA DOKUMENTASI PADA ASUHAN BALITA SAKIT



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun.Hal ini sebanding dengan 1 anak meninggal setiap 15 detik atau 20 jumbo jet kecelakaaan setiap hari 1. Di Indonesia,diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kesakitan dan menimbulkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB).
Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia 4. Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis air, dan kondisi rumah. Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk. Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai yang menjadi sumber air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini.
Diagnosis diare dapat ditegakkan berdasarkan pengklasifikasian sesuai dengan gejala dan tanda seperti gelisa, rewel, mata cekung, nafsu makan menurun, tinja cair, lendir positif, darah terkadang ada, tinja lama kelamaan berwarna hijau karna bercampur dengan empedu, anus lecet, dan tinja menjadi asam (karna banmyaknya asam laktat yang keluar) (Nursalam, 2008). Komplikasi yang dapat terjadi akibat diare yaitu dehidrasi, renjatan hipovolemik, hipokalemia, bradikardia, perubahan pada pemeriksaan EKG, hipoglikemia, kejang, malnutrisi energi protein, syok hipovolemik (Vivian Nanny,2010). Penatalaksanaan yang akan dilakukan yaitu berikan oralit, berikan zinc selama 10 hari berturut-turut,  teruskan pemberian ASI, antibiotika selektif,  nasihat untuk ibu dan keluarga (Sofwan, 2010).
Program pemerintah dalam menurunkan angka kesakitan Diare mencakup upaya promotif, preventiv, kuratif dan rehabilitatif dengan alasan penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitas-nya yang masih tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecenderungan insiden naik. Pada tahun 2000 IR (Indeks Rate) penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk (Depkes RI, 2009).
Diare dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain; infeksi bakteri seperti Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya; infeksi parasit seperti cacing (Ascaris, Trichiuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (Candida albicans). Diare dapat juga disebabkan oleh intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi namun tetap sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi. Di Indonesia, penyebab utama diare adalah Shigella, Salmonella, Campylobacter, E. Coli, dan Entamoeba histolytica (Depkes RI, 2007).

1.2  Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
-          Untuk dapat melaksanakan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam  penanganan Asuhan Kebidanan Pada Balita Dengan Diare sesuai teori manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam Asuhan Kebidanan dengan Metode SOAP
1.2.2        Tujuan khusus
1.      Melakukan pengkajian pada balita dengan diare.
2.      Melakukan pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan penunjang pada balita dengan diare
3.      Menganalisa data balita dengan diare
4.      Melakukan rencana penatalaksanaan  asuhan kebidanan sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada balita dengan diare.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Definisi Diare
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buang air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI, 2011).
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi, 2010).
Diare adalah pengeluaran feses yang tidak normal dan cair. Bisa juga didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3 kali buang air besar, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari 4 kali buang air  besar. (Vivian Nanny Lia Dewi, 2010)

2.2.Macam- macam Diare ( lab/ UPF IKA, 1994:39)
Menurut pedoman dari  laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universitas Airlangga 1994. Diare dapat dikelompokkan menjadi:
a)      Diare akut yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling lama 3-5 hari
b)      Diare berkepanjang bila diare berlangsung selama lebih dari 7 hari.
c)      Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari.
Sedangkan  menurut pedoman MTBS (2000), diare  dapat dikelompokkan atau diklasifikasikan menjadi:
1)      Diare akut, terbagi atas : diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi ringan/sedang, dan diare tanpa dehidrasi.
2)      Diare peristen bila diare berlangsung 14 hari atau lebih , terbagi atas: diare peristen dengan dehidrasi dan diare peristen tanpa dehidrasi.
3)      Disentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah.

2.3.  Tanda klinis
a.       Cengeng
b.      Gelisah
c.       Suhu meningkat
d.      Nafsu makan menurun
e.       Tinja cair, lender kadang-kadang ada darahnya. Lama-lama tinja berwarna hijau dan asam
f.       Anus lecet
g.      Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah berkurang, nadi cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, kesadaran menurun dan diakhiri dengan shock.
h.      Berat badan turun
i.        Mata dan ubun-ubun cekung
j.        Selaput lender, mulut, dan kulit menjadi kering

2.4.  Etiologi
A.    Infeksi
a)      Enteral yaitu infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama terjadinya diare yang meliputi :
a.       Infeksi bakteri (vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya)
b.      Infeksi virus Entero virus (virus ECHO) Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan sebagainya
c.       Infeksi parasit cacing (Ascaris Irichius, Oxyuris) Protozoa (Entamoeba, Histolytica, Trochomonas hominis) Jamur (candida Albican)
b)      Parental yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan. Misalnya, OMA (Otitis media Akut). Ensefalitis, Bronkopneumia, dan sebagainya.
B.     Mal absorbsi
1.      Karbohidrat: Monosakarida (intoleransi glukosa dan galaktosa), disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa). Pada anak dan bayi paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
2.      Lemak
3.      Protein
C.     Makanan. Misalnya basi, beracun, atau alergi.
D.    Psikologis. Misalnya, rasa takut atau cemas.
E.     Air minum tercemar dengan bakteri tinja
F.      Menggunakan botol susu
G.    Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari kehidupan.
H.    Menyimpan makana masak pada suhu kamar.
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan timbulnya diare adalah:
a.       Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap oleh tubuh akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus.  Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isi dari usus sehingga timbul diare.

b.      Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya oleh toksin pada dinding usus yang akan menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam rongga usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi dari rongga usus yang akan merangsang pengeluaran isi dari rongga usus sehingga timbul diare.

c.       Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan bagi usus untuk menyerap makanan yang masuk , sehingga akan timbul diare. Tetapi apabila terjadi keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltic usus akan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan dalam rongga usus sehingga akan menyebabkan diare juga.


2.5.  Patogenesis diare Akut
Menurut Suharyono (1999: 56) sebagai akibat dari diare akut maupun kronis dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
1.      Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi)
Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (metabolic asidosi), karena:
1)      Kehilangan natrium bikarbonat bersama tinja
2)      Adanya ketosis kelaparan dan metabolisme lemak yang tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh
3)      Terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.
4)      Produk metabolism yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal ( terjadi oliguri dan anuria)
5)      Pemindahan ion natrium dan cairan ekstra seluler kedalam cairan intra seluler
Secara klinis, asidosis dapat diketahui dengan  memperhatikan pernapasan yang bersifat cepat, teratur, dan dalam (pernapasan kusmaul).
2.      Hipoglikemia
Hypoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak –anak yang menderita diare dan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah menderita KKP, karena:
a)      Penyimpangan persediaan  glycogen dalam hati  terganggu.
b)      Adanya gangguan absorbs glukosa ( walaupun jarang terjadi).
Gejala hypoglikemia  akan muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40% pada bayi,. 50% pada anak-anak .Hal tersebut dapat  berupa lemas, apatis, peka rangsangan, tremor, pucat, syok, kejang sampai koma.

3.      Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi  gangguan gizi, sehingga terjadi penurunan berat badan. Hal ini disebabkan karena:
a)      Makanan sering  dihentikan oleh  orang tua karena takut diare atau muntahnya akan bertmbah hebat, sehingga orang tua hanya sering memberikan air teh saja.
b)      Walaupun  susu diteruskan, sering  diberikan dengan pengenceran dalam waktu yang lama
c)      Makanan diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik
4.      Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare yang dengan atau tanpa disertai muntah , maka dapat terjadi gangguan sirkulasi  darah berupa renjatan atau syok hipovelemik. Akibat  perfusi jaringan berkurang dan terjadinya hipoksia, asidosis bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan perdarahan didalam otak,  kesadaran menurun, dan bila tidak segera ditolong maka penderita dapat meninggal.

5.      Komplikasi
Akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut:
a)      Dehidrasi ( ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).
b)      Renjatan hipovolemik
c)      Hipokalemia ( gejala meteorismus, hipotoni otot lemah, dan bradikardi).
d)     Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim lactose.
e)      Hipoglikemia
f)       Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik
g)      Malnutrisi energy protein( akibat muntah dan diare jika lama atau kronik)

Untuk mengetahui keadaan dehidrasi dapat dilakukan penilaian sebagai berikut :
Penilaian
A
B
C
1.      Lihat : keadaan umum
Baik, sadar
Gelisah, rewel
Lesu, lunglai atau tidak sadar
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung dan kering
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Mulut dan lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa haus
Minum biasa tidak haus
Haus, ingin minum banyak
Malas minum/tidak bisa minum
2.      Periksa: tubor kulit
Kembali cepat
Kembali lambat
Kembali sangat lambat
3.      Hasil pemeriksaan
Tanda dehidrasi
Dehidrasi ringan/sedang, criteria
Dehidrasi berat, criteria bila ada 1 tanda*

Bila ada 1 tanda ditambah 1 atau lebih tanda lain
Ditambah 1 atau lebih tanda lain
4.      terapi
Rencana terapi A
Rencana terapi B
Rencana terapi C

*tanda-tanda yang juga dapat diperiksa: timbangan berat badan, ubun-ubun besar, kencing, nadi, dan  pernapasan atau tekanan darah.

6.      Penatalaksanaan
Prinsip perawatan diare adalah :
a.       Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
b.      Diatetik (pemberian makanan)
c.       Obat-obatan
Skematika penatalaksanaan berdasarkan keadaan diare

      Tanpa dehidrasi sampai                      Dehidrasi ringan sampai                             dehidrasi berat
dengan/tanpa dehidrasi ringan                      Dehidrasi sedang                                      komplikasi
   dengan/penyakit penyerta


Cairan RT (LGG, air tajin                     Oralit dengan RL, glukosa                          cairan dehidrasi
Parental kuah sayur, teh botol


     Pengobatan di rumah                                 Di puskesmas/                                 di RS/Puskesmas
         Perawatan                                              Poliklinik RS


Jumlah cairan yang diberikan tanpa dehidrasi adalah 100 ml/kgBB/hr sebanyak 1x setiap 2 jam. Diberikan 20% dalam 4 jam 1 dan sisanya adlibitum.
Jika setiap kali diare dan umur anak < 2 th               diberikan ½ gelas
                                                           < 2-6 th           diberikan 1 gelas
                                                           Anak besar      diberikan 2 gelas
Pada dehidrasi ringan dan diarenya 4x sehari maka dberikan cairan 25-100 ml/kgBB dalam sehari atau setiap jam 2x.
Oralit diberikan pada kasus dehidrasi ringan dan berat ± 100 ml/kgBB/4-6 jam.
Beberapa cara membuat cairan RT :
1.      LGG
2.      Gula pasir 1 sendok teh munjung
3.      Garam dapur halus ½ sendok teh + air masak/air the hangat 1 gelas
4.      Air tajin (21 + 5 gr garam)
a.       Cara tradisional
3 L air + 100 gr atau 6 sendok makan munjung beras dimasak selama 45’-60. Setelah masak air tajin (2L + 5 gr garam)
b.      Cara biasa
2 L air + tepung beras 100 gr + 5 gr garam dimasak hingga mendidih dan akan didapat air tajin.
Selain hal tersebut ASI tetap diberikan.















BAB III

TINJAUAN KASUS

 

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA C USIA 12 BULAN DENGAN DIARE AKUT TANPA DEHIDRASI DI KLINIK H TANJUNGPINANG

TAHUN 2014



Dikaji Oleh         :Mahasiswa A
Tanggal              : 14 januari 2014
Tempat               : Klinik H
Pukul                  : 12.45 WIB


I.             SUBJEKTIF
1.      Identitas/Biodata
Nama Balita                     : Balita C     
Umur                               : 12 bulan    
Tgl  Kelahiran                  : 11 januari 2013
Jenis Kelamin                  : Perempuan

Nama Ibu                         :Ny L                            Nama Ayah         :Tn. P
Umur                               :25 tahun                       Umur                   : 27 Tahun
Suku/Kebangsaan            :Jawa /Indonesia           Suku/Kebangsaan:Melayu/indonesia
Agama                             : Islam                           Agama                 : Islam
Pendidikan                      :SMA                            Pendidikan          : SMA
Pekerjaan                         : IRT                             Pekerjaan             : Wiraswasta
Penghasilan/bulan            : -                                  Penghasilan/bulan: 2.000.000
Alamat Rumah                : Jl.Wiratno No 5E      Alamat Rumah      : Jl.Wiratno No 5E
                                                                                               
2.      Keluhan Utama               :
Ibu mengatakan anaknya BAB encer ± 4 kali dalam sehari dan sudah berlangsung selama 1 hari.

3.      Riwayat Kesehatan         :
a         Riwayat penyakit dahulu            :
ibu mengatakan bayinya tidak pernah sakit.
b        Riwayat penyakit keluarga          :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak menderita penyakit menurun ( asma, DM ), menular (TBC), menahun (jantung), sering makan,minum, dan kencing (DM), sesak nafas (Asma),tekanan darah >140/90 mmHg (Hipertensi). Sakit Kuning (Hepatitis), Kejang sampai keluar busa (Epilepsi) dan keputihan Gatal – Gatal (PMS).

4.      Riwayat Imunisasi     :

HB
POLIO
BCG
DPT
CAMPAK
DT
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
1
2
-
-

5.      Kebutuhan Dasar
Kebutuhan
Sebelum Sakit
Saat Sakit
a.       Pola Makan
   Frekuensi
Porsi
Jenis Makanan
Masalah

3 – 4 x sehari
1 mangkok kecil
Nasi tim, susu, biskuit
Tidak Ada

1 - 3x sehari
1 mangkok kecil
Nasi tim, susu, biskuit
Nafsu makan berkurang
b.      Pola Minum
Frekuensi
Jenis Minuman

Masalah

5-6 x sehari
ASI, susu tambahan, air putih
Tidak Ada

3-4 x sehari
Asi, susu tambahan, air putih
Frekuensi berkurang
c.       Istirahat
Lama Tidur
 Keluhan

10 jam/hari
Tidak ada

15 jam/hari
Tidak ada
d.      PersonalHygiene
   Mandi
   Keramas
   Sikat Gigi
   Ganti Pakaian
   Keluhan

2xsehari
3x seminggu
2x sehari
Tiap basah / kotor
Tidak ada

2xsehari
3x seminggu
2x sehari
Tiap basah / kotor
Tidak ada
e.       aktifitas bermain
Aktif 
Aktifitas bermain anak  berkurang
f.       Eliminasi
   Frekuensi BAK
   Warna
   Jumlah
   Keluhan
   Frekuensi BAB
   Warna
   Bau
   Konsistensi
   Keluhan

4-6x sehari
Kuning jernih
1 popok penuh
Tidak ada
1 - 2x sehari
Kuning kecoklatan
Khas
Lembek
Tidak ada

4-6x sehari
Kuning jernih
1 popok penuh
Tidak ada
± 4 x sehari
Kuning
Khas
Cair
Frekuensi BAB meningkat


II.          OBJEKTIF
1.         Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik
Suhu                   : 37,2 0C, Axilla
Pernapasan         : 39 x/m,Teratur
HR                     : 120  x/m,Teratur
BB sebelum        : 11,5 kg
BB sesudah                  :11 kg
Tinggi Badan                : 75cm
Lingkar Kepala             : 42 cm
LILA                            : 11 cm




2.      Pemeriksaan Fisik
a.       Kepala dan wajah

Rambut          :hitam bersih
Lesi                : tidak ada
Oedema        : tidak ada
Ubun-ubun   : tidak cekung

          
b.      Mata

Conjungtiva   : tidak anemis 
Sclera             : tidakikterik
Sekret            : tidak ada
Cekung          : tidak
Bentuk                  : simetris
Tanda infeksi        : tidak ada
Kelainan                : tidak ada

c.       Hidung
Sekret                        : tidak ada
Keadaan                    : bersih
Lesi                            : tidak ada
d.      Mulut                        
Secret             : tidak ada
Lidah                         : Basah
Bibir               : Basah
Gigi                : Jumlah 3 ( Atas 1, Bawah 2 ), bersih
Gusi               : kemerahan, tidak bengkak, tidak berdarah, tidak ada stomatitis
e.       Leher
Bentuk           : simetris
Massa             : tidak ada
Kekakuan      : tidak ada
Kel. Tiroid     : tidak ada pembesaran 
f.       Dada
Bentuk                       : simetris         
Auskultasi suara        : normal
g.      Abdomen
Bentuk                       : simetris
Peristaltik usus           : meningkat
 Tumor/masa                : tidak ada
Turgor Kulit               : Normal
h.      Genetalia 
Permpuan :
      Lobang vagina                                 : Ada
      Lobang rethra                                   : Ada
      Labia mayor menutupi labia minor : Ya
      Pengeluaan                                       : Tidak Ada
Kelainan                                           : tidak ada
Anus                                                 : Tidak Lecet


i.        Ekstremitas
Oedema                     : tidak ada
Kelainan                    : tidak ada
3.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Feses: Konsistensi Cair  

III.             ASSESMENT
Diagnosa   : Balita C usia 12 bulan dengan diare akut tanpa dehidrasi
Masalah     : balita cengeng dan nafsu makan berkurang
Kebutuhan            :
·         Penkes diare
·         Pemberian oralit
·         Pemenuhan nutrisi dan Istirahat
·         Personal Hygiene

Diagnosa dan masalah potensial                 : Diare Akut dengan dehidrasi ringan
Tindakan segera, kolaborasi dan rujukan   : tidak ada

IV.             PLAN
1.   Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa anak mengalami diare dengan tahap ringan. Ibu mengerti dari penjelasan yang diberikan mengenai keadaan anaknya.
2.   Memberi penkes pada ibu tentang diare yaitu diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya, biasanya 2 x / lebih dalam sehari. Ibu mengerti tentang diare.
3.   Menganjurkan ibu untuk memberi oralit atau larutan gula garam :
·         Sediakan air mineral 200 ml atau 1 gelas
·         Gula 2 sendok makan
·         Garam 1 sendok makan
·         Dicampur, diaduk sampai larut, di minum 3 x 1 hari
·         Berikan sedikit-sedikit dengan sendok
Ibu mengerti cara membuat dan  memberikan anak oralit serta bersedia memberikan oralit pada anak.
4.   Menganjurkan ibu untuk memberi anak nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup. Ibu mengerti dan bersedia memberukan anak yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5.   Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari. Cara membersihkan botol sesuai dengan standart ( sterilisasi ) yaitu dengan cara merebus botol ke dalam air mendidih 20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal di dalam botol. Ibu mengerti dan bersedia melaksanakannya.
6.      Menganjurkan ibu untuk segera membawa anak ke tenaga kesehatan apabila keadaan anak tidak membaik dalam 5 hari. Ibu mengerti dan bersedia membawa anaknya ke tenaga kesehatan apabila tidak membaik dalam 5 hari.

NO
HARI/TANGGAL/JAM
PELAKSANAAN
PARAF
1.       
Selasa/14 januari 2014/13.00-13.05
1.      Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa anak mengalami diare dengan tahap ringan. Ibu mengerti dari penjelasan yang diberikan mengenai keadaan anaknya.

2.
Selasa/14 januari 2014/13.05-13.15
2.      Memberi penkes pada ibu tentang diare yaitu diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya, biasanya 2 x / lebih dalam sehari. Ibu mengerti tentang diare.

3.      
Selasa/14 januari 2014/13.15-13.20
3.      Menganjurkan ibu untuk memberi oralit atau larutan gula garam :
·         Sediakan air mineral 200 ml atau 1 gelas
·         Gula 2 sendok makan
·         Garam 1 sendok makan
·         Dicampur, diaduk sampai larut, di minum 3 x 1 hari
·         Berikan sedikit-sedikit dengan sendok
Ibu mengerti cara membuat dan  memberikan anak oralit serta bersedia memberikan oralit pada anak.


4.      
Selasa/14 januari 2014/13.20-13.25
4.      Menganjurkan ibu untuk memberi anak nutrisi yang bergizi dan istirahat yang cukup. Ibu mengerti dan bersedia memberukan anak yang bergizi dan istirahat yang cukup.


5.      
Selasa/ 14 Januari 2014/13.25-13.30
5.      Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan badan terutama pada kebersihan kuku dan jari. Cara membersihkan botol sesuai dengan standart ( sterilisasi ) yaitu dengan cara merebus botol ke dalam air mendidih 20 menit untuk menghilangkan kuman / bakteri yang tertinggal di dalam botol. Ibu mengerti dan bersedia melaksanakannya.



6.      
Selasa/ 14 Januari 2014/13.30-13.35
6.      Menganjurkan ibu untuk segera membawa anak ke tenaga kesehatan apabila keadaan anak tidak membaik dalam 5 hari. Ibu mengerti dan bersedia membawa anaknya ke tenaga kesehatan apabila tidak membaik dalam 5 hari.











BAB IV
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buang air besar yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya.
Diare dapat dikelompokkan menjadi:
a)      Diare akut.
b)      Diare berkepanjang.
c)      Diare kronik.
Tanda klinis :
a.       Cengeng.
b.      Gelisah.
c.       Suhu meningkat.
d.      Nafsu makan menurun.
e.       Tinja cair, lender kadang-kadang ada darahnya.
f.       Anus lecet.
g.      Dehidrasi.
h.      Berat badan turun.
i.        Mata dan ubun-ubun cekung.
j.        Selaput lender, mulut, dan kulit menjadi kering.

3.2. Saran
Bagi orangtua :
Dengan banyaknya angka kejadian sakit, diharapkan pada orang tua agar selalu waspada bila keadaan anak tidak stabil dan dirasa sakit, karena diare bila terlambat dalam penanganan maka berakibat sangat buruk sekali bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, segera periksakan anak dan bayi anda ke petugas kesehatan terdekat bila keadaan anak kurang sehat, selain itu menjaga kebersihan lingkungan
Bagi petugas kesehatan :
-          Mempertinggi kerjasama dan lebih komunikatif dengan pasien dan keluarga
-          Memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada pasien.


DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Ngastiah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan Edisi 2 Jilid 4. Jakarta: YBP-SP.
                                    2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan    Neonatal. Jakarta:  YBP-SP
Subekti, Nike Budhi. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Sudarti , Khoirunnisa,Endang. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta: Penerbit Nuha Medika
Sudarti. 2010. Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudarti. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta. Nuha Medika

1 komentar: