Kamis, 01 Mei 2014

MAKALAH “PENGEMBANGAN WAHANA/FORUM PSM BERPERAN DALAM KEGIATAN POLINDES”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bidan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas kesehatan masyarakat, karena bidan dengan ilmu kebidananya dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya ibu-ibu  mulai dari kehamilan, persalinan, kala nifas, serta pemberian ASI dengan selamat. Bidan juga berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari terjadinya kerusakan akibat persalinan serta berusaha mengembalikan alat reproduksi ke keadaan normal.
Keberhasilan proses persalinan merupakan cermin dari kemampuan pelayanan kesehatan suatu Negara. Perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal mencerminkan kesanggupan suatu negara dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Indonesia, di lingkungan Asean, merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Bidan merupakan profesi tenaga kesehatan di Indonesia, tetapi bidan berbeda dengan profesi tenaga kesehatan lainnya, karena bidan dapat berdiri sendiri dalam memberikan pertolongan kesehatan kepada masyarakat, khususnya pertolongan persalinan normal.
Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting, karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan pengawasan neonatus serta pada persalinan ibu postpartum. Disamping itu upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui pelayanan keluarga berencana.
Dari uraian di atas dapat disampaikan bahwa bidan sangat berperan dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat terutama dalam bidang kesehatan, untuk itu bidan harus mendapat perhatian dan penghargaan yang lebih besar baik dari pemerintah maupun masyarakat.
Upaya pemerintah melalui Kementrian Kesehatan dalam rangka meningkatkan peran serta bidan dalam meningkatkan kesehatan  masyarakat yaitu dengan dibentuknya unit-unit kecil atau pos-pos masyarakat yang melayani kesehatan. Pembentukan Pos-pos kesehatan yang dikenal dengan istilah Polindes, ataupun Dana Sehat merupakan Aplikasi Kepemimpinan dalam Organisasi Kebidanan.


1.1  Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah peranan bidan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat?
2.      Bagaimanakah pembentukan polindes?
3.      Bagaimanakah pengenalan Dana Sehat?
4.      Bagaimanakah penyelenggaraan polindes?

1.2  Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengembangan wahana/forum psm berperan dalam kegiatan polindes

1.2.2        Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui peranan bidan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
2.      Untuk mengetahui bagai mana pembentukan polindes
3.      Untuk mengetahui pengenalan dana sehat
4.      Untuk mengetahui penyelenggaraan polindes





BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Peranan Bidan dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat

Bidan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, seperti yang telah diuraikan di Bab I. Bidan merupakan faktor penentu dalam melaksanakan program yang telah dicanangkan pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak. Di Pedesaan, bidan berperan dalam membina ”dukun beranak”, tetapi beberapa tahun yang akan datang jika jumlah bidan sudah cukup maka peran ”dukun beranak” secara alami akan digantikan oleh bidan.
Bidan merupakan pelaksana setiap kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak pada proses persalian. Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk merealisasikan kebijakan tersebut diantaranya adalah :

2.1.1.      Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan
            Untuk meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat telah dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan meletakan dasar pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di Puskesmas Induk, Puskesmas Pembantu, Posyandu, serta unit-unit yang terkait di masyarakat.
            Semua bentuk pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakkan untuk menciptakan pelayanan yang prima. Selain itu, cakupan pelayanan diperluas dengan pemerataan pelayanan kesehatan untuk segala aspek atau lapisan masyarakat. Bentuk pelayanan tersebut dilakukan dalam rangka jangkauan pemerataan pelayanan kesehatan. Upaya pemerataan tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran bidan desa, perawat komunitas, fasilitas balai kesehatan, pos kesehatan desa, dan puskesmas keliling.
Berkaitan dengan kematian bayi akibat persalinan, maka upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki pelayanan kebidanan serta menyebarkan buku KIA, alat monitor kesehatan oleh tenaga kesehatan, dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien. Di Jepang, buku KIA yang digunakan sejak tahun 1948 mampu menurunkan secara signifikan angka kematian bayi—AKB dan angka kematian ibu—AKI (Hapsari, 2004).


2.1.2.      Meningkatkan status gizi masyarakat
            Peningkatan status gizi masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk mendorong terciptanya perbaikan status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anak akan baik pula, di samping dapat memperbaki status kesehatan anak. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya upaya perbaikan gizi keluarga atau dikenal dengan nama UPGK.
            Kegiatan UPGK tersebut didorong dan diarahkan pada peningkatan status gizi, khususnya pada masyarakat yang rawan atau memiliki risiko tinggi terhadap kematian atau kesakitan. Kelompok risiko tinggi terdiri atas anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia yang golongan ekonominya rendah. Melalui upaya tersebut, peningkatan kesehatan akan tercakup pada semua lapisan masyarakat khususnya pada kelompok risiko tinggi.
2.1.3.      Meningkatkan peran serta masyarakat
            Peningkatan peran serta masyarakat dalam membantu perbaikan status kesehatan ini penting, sebab upaya pemerintah dalam rangka menurunkan kematian bayi dan anak tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah, melainkan peran serta masyarakat dengan keterlibatan atau partisipasi secara langsung. Upaya masyarakat tersebut sangat menentukan keberhasilan program pemerintah sehingga mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Melalui peran serta masyarakat diharapkan mampu pula bersifat efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan.
Upaya atau program pelayanan kesehatan yang membutuhkan peran serta masyarakat antara lain pelaksanaan imunisasi, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, perbaikan gizi, dan Upaya tersebut akan memudahkan pelaksanaan program kesehatan yang tepat pada sasaran yang ada.
2.1.4.      Meningkatkan manajemen kesehatan
Upaya pelaksanaan program pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan berhasil dengan baik bila didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini adalah peningkatan manajemen pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan tenaga kesehatan profesional yang mampu secara langsung mengatasi masalah kesehatan anak. Tenaga kesehatan yang dimaksud antara lain tenaga bidan, perawat, serta dokter yang berada di puskesmas yang secara langsung berperan dalam pemberian pelayanan kesehatan.


2.2  Pengertian Polindes

Polindes merupakan salah satu bentuk UKBM( Usaha Kesehatan  Bagi Masyarakat ) yang didirkan masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA – KB serta pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan.

2.3  Tujuan Polindes

a.       Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA – KB termasuk pertolongan dan penanganan pada kasus gagal.
b.      Meningkatkan pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan
c.       Meningkatkan kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan bagi ibu dan keluarganya.
d.      Meningkatkan pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kesenangan bidan

2.4  Fungsi Polindes
a.       Sebagai tempat pelayanan KIA – KB dan pelayanan kesehatan lainnya
b.      Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan konseling KIA
c.       Pusat kegiatan pemberdayan masyarakat


2.5  Indikator Polindes
a.       Fisik
Bangunan polindes tampak bersih, tedak ada sampah berserakan, lingkungan yang sehat, polindes jauh dari kandang ternak, mempunyai ruangan yang cukup untuk pemeriksaan kehamilan dan pelayanan KIA, mempunyai ruangan untuk pertolongan persalinan, tempat yang bersih dengan aliran udara/ventilasi yang baik dan terjamin, mempunyai perabotan dan alat-alat yang memadai untuk pelaksaan pelayanan.
b.      Tempat tinggal bidan di desa
Keberadaan bidan secara terus menerus/menetap  menentukan efektivitas pelayanan, termasuk efektifitas polindes, jarak tempat tinggal bidan yang menetap di desa dengan polindes akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan di polindes, bidan yang tidak tinggal di desa dianggap tidak mungkin melaksanakan pelayanan pertolongan persalinan di desa.
c.       Pengelolahan polindes
Pengelolahan polindes yang baik akan menentukan kualitas pelayanan sekaligus pemanfaatan pelayanan oleh masyarakat. Criteria pengelolaan polindes yang baik adalah keterlibatan masyarakat melalui wadah kemudian dalam menuntukan tariff pelayanan maka tariff yang ditetapkan secara bersama, diharapkan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memnfaatkan polindes sehingga dapat meningkatkan cakupan dan sekaligus dapat memuaskan semua pihak.
d.      Cakupan persalinan
Pemanfaatan pertolongan persalinan merupakan salah satu mata rantai upaya penigkatan keamanan persalinan, tinggi rendahnya cakupan persalinan dipengaruhi banyak factor, diantaranya ketersediaan sumber dana kesehatan termasuk di dalamnya keberadaan polindes beserta tenaga profesionalnya yaitu bidan di desa, dihitung secara komulatif selama setahun, meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong di polindes selain berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ibu hamil sekaligus mencerminkan kemampuan bidan itu sendiri baik di dalam kemampuan teknis medis maupun di dalam menjalin hubungan dengan masyarakat.

e.       Sarana air bersih
Polindes dianggap baik apabila telah tersedia air bersih yang dilengkapi dengan MCK, tersedia sumber air PDAM dan dilengkapi pula dengan SPAL.

f.       Kemitraan bidan dan dukun bayi
Merupakan hal yang dianjurkan dalam pelayanan pertolongan persalinan di polindes, dihitung secara komulatif selama setahun.

g.      Dana sehat
Sebagai wahana memandirikan masyarakat untuk hidup sehat yang pada gilirannya diharapkan akan mampu melestarikan berbagai jenis upaya kesehatan bersumber daya masyarakat setempat untuk itu perlu dikembangkan ke seluruh wilayah/kelompok sehingga semua penduduk terliput dana sehat.
h.      Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran
KIE merupakan salah satu teknologi peningkatan PSM yang bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mau dan mampu memelihara serta melaksanakan hidup sehat sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, melalui jalinan komunikasi, informasi dan edukasi yang bersifat praktis dengan keberadaan polindes berserta bidan di tengah-tengah masyarakat diharapkan akan terjalin interaksi antara bidan dan masyarakat. Interaksi dengan intensitas dan frekuensi yang cukup tinggi akan dapat mengatasi kesenjangan informasi kesehatan. Semakin sering bidan menjalankan KIE akan semakin mendorong masyarakat untukmenigkatkan kualitas hidup sehatnya termasuk di dlalam menigkatkan kemampuan dukun bayi sebagai mitra kerja di dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil. KIE untuk kelompok sasaran seharusnya dilakukan minimal sekali setiap bulannya dihitung secara komulatif.

2.6  Pembentukan Polindes
Polindes merupakan Poliklinik tingkat Desa yang dibentuk dan dikelola secara bersama oleh petugas kesehatan termasuk bidan dan perangkat desa. Polindes dapat mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan terutama untuk penyakit yang tergolong ringan dan perlu penanganan segera.
Polindes diharapkan tidak hanya membantu masyarakat dalam menangani persalinan tetapi dapat mengatasi masalah lain yang bekaitan dengan kesehatan. Untuk itu Polindes harus ditunjang dengan sarana dan prasarana termasuk tenaga kesehatan yang memadai, selain ada bidan polindes juga harus memiliki dokter dan tenaga keperawatan walaupun polindes tersebut bearada di pedesaan atau perkampungan yang terpencil. Untuk sementara bagi daerah-daerah yang mungkin jumlah penduduknya belum terlalu padat maka polindes bisa digabung dua atau tiga desa menjadi satu polindes. Yang jadi masalah untuk daerah-daerah tertentu biasanya sarana transportasi yang menjadi kendala sehingga polindes ini betul-betul sangat diperlukan keberadaannya.
Bidan merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak berperan dalam mengelola polindes, karena dokter biasanya jumlahnya terbatas sehingga tidak bisa setiap saat berada di polindes. Polindes bisa dijadikan sebagai tempat untuk mengadakan bimbingan, penyuluhan  dan pengarahan kepada masyarakat khususnya ”Dukun Beranak” bagi desa yang masih ada dukun beranak.

2.7   Kegiatan – Kegiatan Polindes

a.       Memeriksa bumil dan komplikasinya
b.      Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang
c.       Memberikan pelayanan kesehatan bufas dan ibu menyusui
d.      Memberikan pelayan kesehatan neonatal, bayi, balita, anak pra sekolah dan imunisasi dasar pada bayi
e.       Memberikan pelayanan KB.
f.       Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan yang berisiko tinggi baik ibu maupun bayinya
g.      Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader
h.      Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu
i.        Melatih dan membina dukun bayi maupun kader
j.        Memberi penyuluhan kesehatan tentang gizi bumildan anak serta peningkatan penggunaan ASI dan KB
k.      Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas setempat.

2.8  Unsur-Unsur Polindes
a.       Adanya bidan di desa
b.      Bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana
c.       Adanya partisipasi masyarakat

2.9   Kebijakan Penempatan Bidan di Desa
Membantu penurunan AKI/AKB akibat komplikasi oobstetri, khususnya AKP/AKN, dengan mengatasi berbagai kesenjangan : kesenjangan geografis (mendekatkan pelayanan KIA-KB kesenjangan informasi, kesenjangan sosial budaya, kesenjangan ekonomi).

2.10 Yang Harus dilakukan Oleh Bidan
a.    Membangun kemitraan dengan masyarakat, tokoh masyarkat, dukun bayi.
b.    Meningkatkan profesionalisme
c.    Memobilisasi pendanaan masyarakat dalam bentuk tabulin

d.    Mendorong kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.